Studi Biomassa Mikroalga (Epipelik) Pada Ekosistem Lamun dan Mangrove di Teluk Awur Jepara

Sonny Rizaldi. Studi Biomassa Mikroalga (Epipelik) Pada Ekosistem Lamun dan Mangrove di Teluk Awur Jepara.

Daerah lamun dan mangrove merupakan daerah dengan tingkat produktivitas yang tinggi (Nybakken, 1992). Namun demikian, lamun dan mangrove mempunyai perbedaan lingkungan tempat hidupnya, seperti lingkungan fisik, biologis, ekologis dan sebagainya. Sebagai contohnya, substrat daerah lamun umumnya lebih berpasir daripada daerah habitat mangrove. Dengan berbagai perbedaan ekologis antara lamun dan mangrove tersebut, perbedaan biomassa mikroalga epipelik sebagi kandungan klorofil-a pada lapisan sedimen teratas di daerah lamun dan mangrove menarik untuk dipelajari.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biomassa mikroalga epipelik yang  diukur sebagai kandunga klorofil-a sedimen teratas pada daerah mangrove dan padang lamun di Teluk Awur Jepara.

Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2002 berlokasi di pantai Teluk Awur Jepara. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penyelidikan mengunakan studi kasus dan cara pengumpulan dengan menggunakan sample survey method. Sampel diambil dari sedimen pada daerah lamun dan daerah bermangrove menggunakan core yang memiliki diameter 2,5 cm. Bagian teratas sedimen (±1 cm) diambil dan ditempatkan di cawan petri. Dengan metode tisu penjebak (trapping tissue), mikroalga epipelik terangkat dari permukaan cawan, sehingga kandungan klorofil-a yang didapatkan berasal dari mikroalga epipelik.

Biomassa mikroalga epipelik di Teluk Awur lebih banyak terdapat pada daerah mangrove daripada daerah padang lamun. Pada daerah mangrove rata-rata biomassa alga epipelik 21,52 mg/m2 sedangkan pada padang lamun 11, 56 mg/m2. Hal tersebut dapat dipahami karena mikroalga epipelik hidup pada subsrat lumpur yang lebih banyak terdapat pada daerah mangrove daripada padang lamun, disamping berbagai faktor lain yang mungkin berpengaruh secara signifikan.

Kata kunci: mangrove, padang lamun, biomassa, mikroalga epipelik, Teluk Awur.

Tinggalkan komentar